Home » Inflasi Lampung Mei 2025 Terjaga di Kisaran Sasaran, Catat Deflasi 0,58%

Inflasi Lampung Mei 2025 Terjaga di Kisaran Sasaran, Catat Deflasi 0,58%

Lampung – Tingkat inflasi Provinsi Lampung pada Mei 2025 tercatat tetap terjaga dalam sasaran 2,5±1% (yoy), dengan mencatat deflasi sebesar 0,58% (mtm). Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan April 2025 yang mengalami inflasi 1,19% (mtm), dan juga lebih rendah dari deflasi nasional sebesar 0,37% (mtm). Secara tahunan, inflasi Lampung tercatat sebesar 2,12% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (2,80% yoy), namun masih lebih tinggi dari inflasi nasional (1,60% yoy).

Penyebab Deflasi Mei 2025
Deflasi utamanya dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas pangan seperti:

  • Bawang merah (-0,25%)

  • Bawang putih (-0,13%)

  • Cabai merah (-0,11%)

  • Cabai rawit (-0,08%)

Penurunan harga ini didorong oleh mulai masuknya musim panen raya dan kelancaran pasokan, termasuk impor dan distribusi lokal, terutama untuk bawang putih.

Namun, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga sejumlah komoditas, seperti:

  • Angkutan udara (0,03%)

  • Pulsa ponsel (0,02%)

  • Jeruk, mobil, dan kopi bubuk (masing-masing 0,02%)

Kenaikan ini disebabkan oleh normalisasi harga pasca kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah selama Lebaran, serta naiknya harga kopi dunia.

Proyeksi dan Langkah Antisipatif
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung memperkirakan inflasi tetap terjaga sepanjang 2025. Namun, sejumlah risiko perlu diantisipasi, di antaranya:

  • Inflasi Inti: Dampak dari kenaikan UMP 2025 sebesar 6,5% dan naiknya harga emas dunia akibat ketidakpastian global.

  • Inflasi Volatile Food: Potensi kenaikan harga beras usai panen raya dan dampak musim kemarau terhadap produksi pangan.

  • Inflasi Administered Price: Risiko kenaikan harga BBM seiring potensi lonjakan harga minyak dunia pasca berakhirnya masa penundaan tarif perdagangan internasional Juli 2025.

Strategi Pengendalian Inflasi
Untuk menjaga stabilitas harga, Bank Indonesia bersama TPID Provinsi Lampung melanjutkan strategi 4K:

  1. Keterjangkauan Harga: Operasi pasar beras/SPHP dan pemantauan harga komoditas utama seperti cabai, bawang, daging, dan telur.

  2. Ketersediaan Pasokan: Perluasan Toko Pengendalian Inflasi dan penguatan kerja sama antar daerah untuk menjaga pasokan komoditas.

  3. Kelancaran Distribusi: Penambahan rute dan volume transportasi serta pelaksanaan Mobil TOP (Transportasi Operasi Pasar).

  4. Komunikasi Efektif: Koordinasi mingguan lintas wilayah dan peningkatan sinergi dengan media untuk menjaga ekspektasi masyarakat.

Bank Indonesia dan TPID terus berkomitmen menjaga stabilitas inflasi agar tetap mendukung daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan